Influencer whitelisting adalah teknik yang tidak terbilang baru, namun masih belum terdengar familiar di Indonesia. 

Instagram whitelisting adalah persimpangan baru antara dua dunia ini media organik dan berbayar. Teknik ini lebih banyak mengumpulkan data dibandingkan dengan iklan biasa.

Penasaran dengan apa itu influencer whitelisting? Baca terus yaaa.

Apa Itu Influencer Whitelisting?

Influencer whitelisting adalah proses iklan berbayar yang dilakukan langsung di akun sosial media influencer tersebut. 

Teknik pemasaran dengan Influencer whitelisting adalah strategi simbiosis mutualisme. Punya keuntungan untuk masing-masing pihak. Baik brand maupun influencer. 

Alasannya adalah, iklan berbayar yang dilakukan oleh Anda sebagai brand di akun media sosial influencer tersebut dapat menargetkan seluruh audiens dari followers. Bahkan menargetkan audiens yang “mirip” dengan mereka. Dari mulai interest hingga kebiasaan yang dilakukan pengguna.

Sedangkan, keuntungan yang didapat oleh influencer adalah mereka dapat mengembangkan audiens yang lebih luas. 

Terdengar menantang dan menarik ya? 

Cara Kerja Influencer Whitelisting

Cara kerja influencer whitelisting adalah dengan memberikan brand akses untuk melakukan paid ads control melalui Facebook Ads Manager. 

Bukan hanya Facebook, Brand pun bisa melakukan hal yang sama di TikTok dan Youtube. 

Walaupun terdengar seperti kesempatan emas dan sangat menarik, teknik ini masih jarang dilakukan di Indonesia. Karenamemang sebaiknya influencer dan brand harus mengerti terlebih dahulu pengertian dari teknik pemasaran ini serta ketentuan yang berlaku.

Karena memberikan akses ke akun pribadi merupakan hal yang terdengar “meragukan” keamanannya.

Kepercayaan yang tinggi harus dibangun sebelum melakukan teknik pemasaran ini. Maka, tanpa kepercayaan dan hubungan yang baik, influencer whitelisting tidak akan berhasil.

Kedua belah pihak harus merasa aman untuk memasuk tipe partnership seperti ini.

Karena itu, Anda harus menjadi lebih terampil dalam menjalin hubungan yang baik bersama KOL agar mereka lebih percaya diri untuk berpartisipasi dalam whitelisting campaign tersebut.

Istilah-istilah dalam Influencer Whitelisting

Paid Social Media

Paid social media adalah PPC atau iklan yang dibayar per click untuk menargetkan specific audiens.

Iklan yang biasa Anda lakukan menggunakan Facebook Ads Manager dalam menjalankan campaign Anda. Bedanya konten yang digunakan, serta akun yang digunakan adalah milik influencer. 

Instagram Branded Content Tool

Saat influencer melakukan kerjasama dengan brand di Instagram, branded content tool memberikan izin untuk kedua belah pihak mengelola unggahan tersebut. 

Jika KOL setuju menjalankan influencer whitelisting campaign, maka campaign akan dilakukan melalui Facebook Ads Manager.

Facebook Ads Manager Untuk Kelola Konten

Facebook Ads Manager adalah servis dari Facebook untuk Anda menjalankan iklan. Saat KOL setuju untuk lakukan whitelisting, mereka memberikan akses untuk Anda mengelola iklan dan akun.

Izin Iklan Influencer Whitelisting 

Izin iklan atau whitelisting mengacu pada individu atau organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat, menargetkan, dan memposting iklan. Dalam perjanjian influencer whitelisting, influencer biasanya memberikan izin ke Anda.

Untuk integritas hubungan brand-influencer, kedua belah pihak harus sepenuhnya memahami apa yang dimaksud dengan pemberian izin dan berkonsultasi dengan pengacara mengenai perincian kontrak. Alih-alih masing-masing pihak menyalahgunakan kesepakatan.

Postingan Gelap Influencer Whitelisting

Di media sosial, postingan gelap adalah unggahan bersponsor yang diterbitkan di newsfeed/explore audiens yang ditargetkan. Postingan yang akan Anda iklan kan tidak muncul di akun pribadi influencer yang Anda gunakan. 

Audiens Serupa

Influencer whitelisting sendiri bertujuan untuk menargetkan audiens serupa atau mirip seperti audiens organik yang influencer punya. 

UGC (user-generated-content)

Baik posting sosial influencer dan iklan sosial berbayar dapat menghasilkan UGC, atau engagement dalam bentuk komentar, berbagi, posting berhagar, ulasan, dll. 

Secara teknis, postingan influencer adalah UGC, bahkan jika Anda bekerjasama dengan influencer untuk campaign. 

ROAS (Return on Ad Spend)

ROAS adalah istilah yang mengacu pada ROI dari iklan digital berbayar. Keuntungan atas iklan dapat diukur dari pendapatan yang diperoleh. Digital marketing sering merujuk pada ROAS saat memasukkan konten influencer ke strategi whitelisting.

Hak untuk Menggunakan Konten Selamanya

Frasa hukum “selamanya” biasanya berarti “tanpa batas.” Dalam perjanjian influencer whitelisting, Anda mungkin menuntut “hak untuk menggunakan konten selamanya,” yang berarti And ingin memiliki hak atas beberapa konten influencer bahkan setelah campaign berakhir.

Meskipun frasa “selamanya” adalah umum dan diterima secara umum dalam perjanjian influencer whitelisting, pengacara influencer atau manajer bisnis harus memastikan kekhususan sebanyak mungkin.

Apa Keuntungan dari Influencer Whitelisting?

Seperti yang sudah LEMON bahas di atas, influencer whitelisting memiliki keuntungan untuk kedua belah pihak. Apa saja keuntungannya?

Keuntungan Bagi Brand

Dalam dunia digital, pain poin yang dirasakan oleh Anda adalah bagaimana membuat konten yang menarik. 

Konten influencer menawarkan engagement yang menarik untuk audiens. Dengan menandatangani perjanjian influencer whitelisting, Anda dapat menurunkan pengeluaran iklan mereka secara keseluruhan sekaligus meningkatkan hasil. Manfaat whitelisting lainnya adalah:

• Pilihan konten yang lebih baik
• Lebih banyak data segmentasi audiens
• Hubungan yang lebih dalam dengan influencer berkinerja terbaik
• Meningkatkan engagement otentik dari konsumen
• Potensi yang lebih besar untuk UGC positif di berbagai saluran sosial

Keuntungan Bagi Influencer

Hingga saat ini, sebagian besar manfaat yang dipublikasikan mengenai influencer whitelisting tampaknya memberi keuntungan kepada marketer atau advertiser. Namun, asumsi itu jauh dari akurat.

Influencer berdiri untuk mendapatkan dorongan substansial dalam engagement dan jumlah followers setelah whitelisting content yang sukses. Selain itu, influencer menikmati:

• Lebih banyak kebebasan kreatif pada postingan sosial di masa mendatang (karena sebagian besar brand mendaur ulang postingan lama)
• Kompensasi yang lebih tinggi per campaign
• Hubungan yang lebih dalam dengan brand favorit 
• Wawasan yang lebih luas tentang audiens mereka

Tantangan yang Dihadapi 

Banyak keuntungan tidak berarti tidak memiliki tantangan. Influencer whitelisting dapat berjalan sukses jika Anda dan influencer punya kesepakatan.

Tantangan Whitelisting yang Brand Hadapi

Tanpa kontrak yang lengkap dengan influencer, Anda berisiko melanggar undang-undang hak cipta saat menjalankan influencer whitelisting campaign. Dengan demikian, di antara tantangan utama bagi Anda saat memilih influencer adalah:

• Memilih influencer yang bersedia dan menyetujui akun mereka dikelola pihak Anda
• Mendapatkan izin ke akun iklan influencer
• Mempertahankan hubungan influencer dengan berkelanjutan

Tantangan Whitelisting yang Influencer Hadapi

Seringkali, influencer berjuang untuk memberikan Anda tingkat kontrol ini dalam pengaturan whitelisting. Itu tidak berarti bahwa sebagian besar influencer menentang strategi ini. Sebaliknya, posting sosial influencer adalah milik pribadi, dan kontrak dalam whitelisting melepaskan beberapa hak kepemilikan tersebut.

Dengan demikian, di antara tantangan influencer whitelisting adalah:

• Menyempurnakan pedoman kontrak dengan kekhususan yang hak iklannya dimiliki oleh merek postingan
• Membangun otonomi sebagai influencer sambil mempertahankan hubungan yang masuk daftar putih
• Transisi izin iklan berbayar ke merek atau agensi
• Memastikan bahwa perjanjian daftar putih tidak berdampak negatif terhadap hubungan dengan merek lain

Tips Menjalankan Influencer Whitelisting

Ketika berbicara tentang praktik terbaik yang diizinkan oleh influencer, keberlanjutan harus menjadi perhatian utama. Masing-masing pihak tidak boleh mencoba mengambil keuntungan dari pihak lain. Karena itu, berikut adalah beberapa tips untuk memastikan kesuksesan influencer whitelisting campaign Anda:

Membangun Kepercayaan

Anda dan KOL harus mendapatkan dan menuntut kepercayaan dari satu sama lain. Tidak berarti bahwa masing-masing pihak harus percaya secara membabi buta. Sebaliknya, mendapatkan kepercayaan sering kali terlihat seperti masing-masing pihak tetap dapat diandalkan dan menawarkan pedoman/saran yang jelas untuk kerjasama yang lebih efektif.

Berkomunikasi

Komunikasi merupakan hal yang penting. Komunikasikan apa saja yang Anda butuhkan. Dan sebailknya influencer juga mengkomunikasikan apa-apa saja yang tidak boleh atau mau dilakukan. 

Kontrak Tertulis: 

Legalitas hak konten dan kontrak influencer sangat penting untuk kolaborasi yang berkelanjutan. 

Buat perjanjian secara tertulis dan lengkap agar tidak ada kesalahpahaman dan oknum-oknum nakal yang menyalahgunakan kerjasama ini.

Lacak Hasil

Saat menginvestasikan sumber daya ke dalam pendekatan pemasaran apa pun, tim Anda harus menetapkan tujuan dan mengukur hasil. Dalam banyak hal, influencer whitelisting memungkinkan Anda melacak lebih banyak pendapatan, karena platform PPC secara otomatis menghitung ROAS untuk Anda. 

Kesimpulan Teknik Pemasaran Influencer Whitelisting

Keuntungan paling penting dalam influencer whitelisting adalah membuka ROI yang lebih tinggi. Anda pun dapat meningkatkan efek influencer marketing lebih menarik dan berdampak dibandingkan strategi biasa.

Jika Anda sedang mencari teknik influencer marketing yang baru dan beda dari yang lain, mungkin Anda bisa pertimbangkan teknik pemasaran influencer whitelisting ini. 

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda mau bekerjasama dengan teknik ini?

Anda sedang mencari nano-micro influencer untuk campaign Anda? Konsultasikan brand Anda dengan campaign advisor LEMON GRATIS!