Meski bukan lagi konsep baru, strategi influencer marketing masih membutuhkan banyak trial-and-error untuk menghasilkan campaign yang sukses. Banyak dari 3 elemen influencer marketing seperti pebisnis, marketer, dan influencer masih kesalahan. Akibatnya gagalnya campaign yang sedang mereka jalankan.
Tidak hanya kegagalan pada campaign, tetapi juga berimbas pada kerugian finansial, reputasi bisnis, dan kepercayaan audiens.
Agar campaign maupun strategi pemasaran dapat berjalan sukses, yuk pelajari kesalahan-kesalahan umumnya!
Kesalahan Influencer Marketing yang Perlu Dihindari
Tidak membuat campign goals yang jelas
Mulailah bertanya pada diri sendiri: Apa yang ingin saya capai dengan adanya campaign ini?
Buatlah tujuan yang jelas di setiap aktivitas bisnis yang akan Anda jalankan, termasuk ketika menjalankan influencer campaign. Hal ini akan mengakibatkan campaign tidak berjalan maksimal dan berakhir dengan hasil yang tidak memuaskan. Seperti Engagement Rate (ER) rendah dan ROI (Return on Investment) influencer marketing atau ROAS (Return on Advertising Spend) yang rendah.
Salah Memilih Influencer
Anda adalah seorang pemilik toko sepeda. Mungkin sangat menarik bila bisa bekerja sama dengan deretan artis papan atas dalam sebuah campaign. Misalnya, Ivan Gunawan yang punya 27,6 juta followers. Belum lagi bayangan produk yang kita miliki akan dipromosikan kepada sekian juta pengikutnya. Menarik, bukan?
Namun, apakah Ivan Gunawan adalah orang yang tepat dan sesuai untuk mempromosikan produk kita? Belum tentu.
Anda kerap sekali berfikir kalau influencer marketing hanya bicara soal jumlah. Jumlah followers lebih tepatnya. Satu kesalahan yang umum dilakukan oleh seorang pebisnis atau marketer.
Lakukanlah riset terkait influencer yang akan Anda ajak untuk bergabung dalam campaign sebelum memutuskan untuk menghubunginya secara langsung.
Periksalah apakah target audiens Anda dan influencer tersebut sudah sesuai, investasikanlah waktu Anda untuk melakukan riset ini.
Pertimbangkanlah Kompetisi
Dengan mengetahui campaign goals yang akan Anda buat dan influencer mana yang ingin Anda ajak untuk berkolaborasi akan membuat Anda selangkah lebih maju dari kompetitor.
Ketika Anda menginvestasikan waktu untuk melakukan riset mendalam saat menentukan influencer, jangan lupa untuk melihat apakah kompetitor Anda sudah pernah atau bahkan sedang bekolaborasi dengan influencer tersebut.
Kesalahan Influencer Marketing dalam membuat brief
Meski pada akhirnya influencer akan dibebaskan untuk berkreasi dalam sebuah campaign melalui kontribusinya, mereka tetap membutuhkan brief dari Anda sebagai panduan untuk mengembangkan kreativitasnya. Berilah pengetahuan terkait manfaat dan fitur-fitur yang tersedia dalam produk Anda, agar mereka berhasil dalam menyampaikan informasi dan promosi tentang produk Anda.
Namun, perlu digarisbawahi juga bahwa brief yang terlalu detil akan membatasi influencer untuk berkreasi.Jadi, pastikan hanya poin-poin yang menjadi fokus utama Anda terkait campaign saja yang disampaikan dengan baik kepada influencer namun tidak membatasi mereka untuk berkreasi, ya!
Tidak melakukan analisis
Hanya mengukur namun tidak menganalisis hasil campaign yang telah dijalankan adalah suatu kesalahan. Pasalnya, Anda harus memiliki KPI yang jelas untuk membandingkannya dengan hasil campaign yang telah dijalankan agar Anda memperoleh wawasan terkait pengguna Anda di media sosial. Disamping itu, data yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan campaign berikutnya.
Tidak menjalin hubungan baik dengan influencer
Peliharalah hubungan baik dengan influencer seusai menjalankan campaign dengannya. Berilah mereka penghargaan dan pujian atas campaign yang telah kalian jalankan. Berfokuslah untuk membangun hubungan jangka panjang dengan mereka.
Say no to fake followers!
Memiliki banyak jumlah pengikut bukan berarti bisnis Anda dapat dipastikan akan atau bahkan sudah sukses, karena pada akhirnya keterlibatan Anda dengan para pengikut adalah yang utama. Lantas, bagaimana cara memperoleh pengikut secara organik?
Perbanyaklah intensitas interaksi Anda dengan pengikut, seperti menjawab komentar dan pesan mereka, posting konten secara teratur, menggunakan hashtag dengan benar, dan lain sebagainya.
Kualitas gambar yang rendah
Baik untuk keperluan posting konten media sosial maupun keperluan campaign, gunakanlah foto atau video dengan kualitas yang tinggi. Hal ini mempengaruhi seberapa menarik Anda —sebagai brand maupun influencer, dimata audiens. Anda bisa berinvestasi pada kamera atau ponsel dengan fitur kamera yang jernih dan mengikuti kelas fotografi, atau berlangganan aplikasi edit foto untuk menghasilkan foto yang menarik.
Hashtag dan caption yang tidak tepat juga sering menjadi kesalahan influencer marketing
Pengikut dapat menemukan Anda melalui hashtag yang Anda gunakan. Disamping itu, audiens akan secara sukarela berpartisipasi dalam campaign yang sedang Anda jalankan bila Anda dapat mendeskripsikan dengan baik produk Anda. Karenanya, pertajamlah kemampuan menulis Anda.
Tidak melibatkan pengikut
Influencer yang sukses bukanlah influencer yang memiliki jumlah pengikut terbanyak, tetapi bagaimana seorang influencer memperlakukan para pengikutnya —sejauh mana mereka saling terhubung.
Mengabaikan pedoman FTC
FTC atau Federal Trade Commission merupakan sebuah lembaga yang melindungi hak-hak konsumen. Sejak munculnya istilah influencer, terjadi pelanggaran terhadap hak konsumen di media sosial. Mulanya, influencer yang mempromosikan sebuah produk atau layanan dari sebuah brand tidak menginformasikan hal tersebut, sehingga menimbulkan tanda tanya besar oleh konsumen dan pengguna media sosial.
Maka dari itu, sekarang influencer harus menginformasikan kolaborasinya dengan pihak brand atau kemitraan berbayar melalui deskripsi postingan. Saat ini panduan FTC dapat diakses secara online dan terbuka untuk semua orang, jadi pastikan Anda memahami dan menerapkannya ya!
Kurangnya konten yang orisinil dan autentik
Ketika Anda memutuskan untuk menjadi seorang influencer, sesuatu yang orisinil dan autentik dibutuhkan dan akan menjadi ciri khas Anda sebagai seorang influencer. Bagaimana caranya? Be yourself. Terdengar klise, namun prinsip itulah yang harus Anda pegang. Pengguna media sosial dan pemilik brand akan jauh lebih menghargai karakter asli Anda.
Itulah kesalahan yang umum dilakukan ketika menjalankan influencer marketing. Banyak pantangan dan hal yang perlu diperhatikan, namun itu semua akan terbayar dengan influencer campaign yang sukses. Perlu bantuan dalam menjalankan campaign atau ragu untuk menjalankan strategi influencer marketing sendiri? Konsultasikan pada kami di sini sekarang juga!